Mendidik di Era Digital
Oleh: Ai Nurfadilah
Kemajuan informasi dan teknologi saat ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan manusia. Namun, tak bisa dipungkiri, dalam hal mendidik anak, saya—sebagai ibu dari dua remaja dan satu balita—merasakan tantangan yang begitu besar. Perkembangan pesat teknologi dan arus informasi mempengaruhi banyak aspek, termasuk pembentukan karakter anak-anak.
Pola asuh orang tua menjadi hal yang sangat mendasar dalam mendidik anak. Di satu sisi, kita ingin membatasi penggunaan gadget agar anak tidak terlalu larut dalam dunia digital. Namun di sisi lain, semakin dilarang justru anak-anak semakin memaksa, bahkan berontak.
Kini, sudah jarang terlihat anak-anak usia TK atau SD bermain gobak sodor, congklak, lompat tinggi dengan karet gelang, atau bekel seperti masa kecil saya dulu. Dahulu, anak-anak lebih sering bermain di alam, berinteraksi langsung, menunggu giliran main dengan tertib dan suportif, serta saling berbagi mainan. Semua permainan tradisional itu sesungguhnya mengandung manfaat besar dalam menstimulasi kecerdasan motorik serta kemampuan sosial dan emosional anak.
Sebaliknya, anak-anak zaman sekarang lebih akrab dengan gadget dan media sosial—dunia maya yang interaktif hanya secara satu arah. Akibatnya, mereka cenderung memiliki karakter yang lebih egois dan kemampuan sosial yang rendah, karena sebagian besar waktu dihabiskan dengan benda mati.
Anak-anak remaja kita sekarang—generasi Z—memiliki karakter yang sangat berbeda. Mereka kritis, terbuka, dan memiliki akses informasi yang luas. Namun, mereka juga sangat rentan terhadap kecemasan (anxiety), tekanan sosial, dan mudah kehilangan arah jika tidak dibimbing dengan baik.
Di tengah perubahan sosial yang begitu cepat ini, salah satu kunci utama agar mereka tetap memiliki pegangan kuat adalah dengan membekali mereka dengan pendidikan moral dan agama. Nilai-nilai moral yang ditanamkan sejak dini akan menjadi filter yang efektif saat mereka menghadapi berbagai pilihan hidup dan pengaruh budaya global.
Peran orang tua, terutama ibu sebagai madrasatul ula (sekolah pertama), sangatlah penting. Orang tua harus memastikan bahwa anak tumbuh dengan nilai moral yang baik sehingga mereka mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Mendidik anak di era ini memang penuh tantangan. Tapi kita hanya bisa berusaha sekuat tenaga dan semampu kita. Setelah melakukan yang terbaik, serahkan semuanya kepada Allah, karena tidak ada daya dan upaya tanpa pertolongan-Nya. Mari kita berdoa bersama agar anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang bertakwa, berintegritas, dan berakhlak mulia.
Sebagai orang tua, jangan pernah bosan dan lelah. Teruslah menjadi pembelajar, meng-upgrade diri, dan beradaptasi dengan segala perubahan zaman.
Selamat Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2025.
Mari jadikan setiap hari sebagai ruang belajar dan bertumbuh untuk menjadi manusia yang sukses, mulia, dan berkah.
0 Komentar